Kamis, 15 September 2011

Abstrack

Kenapa hidupku penuh dengan gombalan? Kenapa aku sering banget digombali? Apa wajahku memancing orang-orang buat ngegombal?

Seandainya digombali itu bernilai rupiah...

Banyak gombalan yang bikin aku melting, tapi nggak sedikit yang bikin aku ngeri. Kayak:
"Ah Fa, ga enak tuh kamu gundul. Ga bisa dijambak" "Tapi... disun bisa kok mbak :>"
Nah, itu bikin ngeri. Ini juga:
"Kata dokter, aku sakit. Volume otakku nambah. Gara-gara aku selalu mikirin kamu sih :3"

Kadang bosen juga keseringan digombali. Bukannya berasa oke, tapi jadinya mati rasa. Dan kl ada yg serius, aku cuma nganggep itu gombalan belaka. Mungkin itu yang bikin aku nggak peka. Aku nganggep semua cowok sama aja. Tukang gombal.
Kl ditanya, "Kamu ga tau kl si ini suka kamu?"
Aku bakalan jawab, "Duh, nggak kalik. Gitu aja dibilang suka"
Banyak juga yang bilang aku jahat, Bagas salah satunya, temen cowok yang bener-bener bisa aku anggap sebagai sahabat. Kata-katanya yang masih aku inget adalah, "Kamu emang jahat dans sama cowok. Ada berapa hati yang kamu sakiti?"
Bagas emang agak lebay. Tapi sejak itu aku berniat untuk belajar jadi orang yang peka.

Kenapa sampe sekarang aku nggak tertarik buat pacaran? Banyak alasan. Kl dilihat dari satu pasangan, aku bakal bilang kl pacaran itu alay. Kl dilihat dari pasangan yang lain, aku bilang karena pacaran itu ribet. Kl dilihat dari pasangan yang lain lagi, pacaran itu wasting time. Bikin marah-marah ga jelas, dan sejenisnya. Ada juga pasangan yang bikin aku mikir, kadang pacaran itu menyenangkan. Tapi sama aja, ujung-ujungnya aku mikir masih enakan jomblo dan punya banyak gebetan. Hehehe..
Dan responku kl ada yang bilang, "Aku bakalan nunggu kamu", adalah cuma ketawa. Dasar anak muda...

Dari hasil pengamatan selama ini, pacaran itu bisa bikin kita lebih dewasa. Tapi cuma segelintir orang yang bisa berubah kayak gini. Itupun karna patah hati gara-gara ditinggalin pacarnya, dan dia berusaha tegar buat ngadepin itu semua (sori aja kl agak lebay). Tapi kebanyakan, pacaran itu bikin kita nggak asli. Sok manja-manjaan, jaim-jaiman, sok romantis-romantisan di depan umum, dan hal-hal alay semacam itulah. Bergunakah itu semua? Adakah pacaran dengan cara yang cerdas dan sehat?
Aku mau, kl ada.

Bukannya aku nggak setuju dan nggak bakal mau pacaran. Cuma buat saat ini, di masa remaja yang lagi asyik-asyiknya, unyu-unyuan kayak gitu... kayaknya nggak dulu deh. Masih banyak hal berguna lain yang harus dilakukan dan dipikirkan. Hidup anak muda!!! :>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar