Rabu, 21 Desember 2011

Heartbreaker

Anggaplah aku sebagai seorang heartbreaker sejati dan collector jar of hearts.
Anggaplah aku sebagai orang yang terlalu bodoh untuk bisa menjaga perasaan orang lain.
Anggaplah aku orang yang plin-plan, bingung dengan keinginannya sendiri.
Tidak tahu mana yang benar dan ragu untuk meninggalkan yang salah.

Tapi di sisi brengsek ini, aku masih punya setitik perasaan. Aku bahagia melihat dia yang dulu dengan bodohnya telah aku tinggalkan, kini menemukan yang lebih baik untuknya.
Sementara aku di sini, masih terus mengulang kesalahan yang sama. Melukai hati-hati tak berdosa.
Betapa egoisnya. Betapa sombongnya.
Betapa bodohnya.

"Bahagia adalah, ketika melihat orang yang pernah kita sia-siakan, sekarang telah bangkit dan menemukan yang lebih baik untuknya." - me.

Senin, 05 Desember 2011

Missing Part

Kangen dulu waktu kecil, di rumah yang dulu. Punya banyak temen, sekaligus musuh.
Temen buat curhat, buat main, buat belajar, buat berbagi, buat tengkar, buat... buat semuanya.

Aku punya masa kecil super menyenangkan.

Punya temen namanya Vito, temen sekaligus musuhku. Kemana-mana barengan, main barengan, tengkar juga barengan. Kl main bareng, pulangnya pasti ada yang nangis karena ujung-ujungnya tengkar. Biasanya sih Vito yang nangis hehe.
Tapi nggak lama dia pindah, dan rumahnya ditempati saudara sepupunya, Okky. Dia jadi sahabatku sampe sekarang, sama Hana juga. Kita selalu main bertiga, bikin kerusuhan juga bertiga.
Pernah nginep pake tenda bareng di rumah kosong depan rumah, dan melakukan hal-hal konyol lainnya :)
Kita juga punya suatu ritual. Karena SMP kita sama, kita selalu berangkat dan pulang bareng naik sepeda. Dalam perjalanan pulang, kita mampir di tepi sungai buat ngobrol. Habis itu, mampir di pohon pinggir sawah, buat istirahat.

Ada lagi temenku, namanya Mas Aswin. Dia udah gede waktu itu, tapi kita tetep main bareng. Anaknya nakal, sampe sama Ibu aku sempet ga boleh main sama dia. Dia punya anjing namanya Bleki. Anjingnya baik, tapi suka nggulingin tempat sampah depan rumah. Kl ke rumah Mas Aswin, aku selalu dikawal, soalnya takut sama Bleki.
Sama Mas Aswin ini, untuk pertama kalinya aku punya pengalaman dikejar anjing. Waktu itu aku dibonceng naik sepeda, dan entah kenapa tiba-tiba dikejar anjing tetangga. Kl diinget-inget lagi sih lucu, tapi masih inget dulu gimana takutnya aku.
Dan dia adalah orang pertama yang ngajak aku nikah. Huahahaha =))
Tapi semenjak dia sibuk sama SMA (atau kuliah?), dan aku mulai masuk SMP, kita jadi nggak pernah main bareng lagi.

Terus ada Mas Onky sama Ferdy. Mas Onki sahabatnya masku, dan Ferdy ini adeknya. Jadi kemana-mana mesti barengan. Waktu itu pernah pulang sekolah, dan jemputan belum dateng. Jadi kita memutuskan buat jalan kaki. Dan begonya (waktu itu kita anggap ini keren), kita nulis pesan buat si sopir di pagar tembok Koperasi. Padahal jarak sekolah sama rumah cukup jauh juga, tapi karena kita jalannya sama-sama, jadi seru aja. Nggak kerasa capek :D

Ada mas Zul. Dia seumuran Mas Aswin. Karena dia yang paling besar, dia sering jadi kiblat anak-anak. Kayaknya apa yang dia lakuin selalu keren.
Ada Wawan sama Bayu. Usia kita hampir sama, biasanya ngaji bareng. Dan aku masih inget waktu ngaji, Wawan yang saat itu kelas 5 SD, dengan rasa ga berdosa dan hampir dengan rasa bangga, dia bilang (sambil nyengir), "Aku nggak hafal A-Fatihah lhooo"

Ada masku, yang selalu ngajakin aku kemana-mana. Entah itu ngerjain tugas di rumah temennya, main game di rumah temnennya, aku selalu diajak. Baik banget deh! Jadi temennya dia, ya temenku juga.

Banyak banget kenangan masa kecilku. Mulai dari jalan-jalan dan main bareng waktu habis sahur (yang bikin kita tepar seharian), main petak umpet, main harta karun, ambil keres, sepedaan, cerita-cerita, kumpul-kumpul waktu malam minggu...

Sampe suatu saat semua kebiasaan ini berhenti. Satu-satu dari kita mulai dewasa dan sibuk dengan dunianya sendiri. Satu-satu dari kita sudah nggak punya waktu buat main. Satu-satu dari kita mulai berpikir untuk malas bermain dengan teman masa kecil.
Dimulai dari Mas Zul yang lebih milih main sama temen-temen band dan temen-temen ceweknya. Mas Aswin yang sudah nggak pernah keluar rumah lagi, bahkan buat pinjem komikku. Mas Aan yang ngelanjutin SMP dan harus ikut nenek. Mas Onk yang punya temen-temen baru. Wawan sama Bayu yang mulai main sendiri. Hana yang sudah nggak boleh keluar sama orangtua.
Dan sampe akhirnya aku harus pindah.
Bawa semua kenangan dan kebahagiaan masa kecil.

Sejak aku pindah, kayaknya ada yang hilang. Ga ada yang ajak main, ga ada yang berisik, ga ada yang nemenin aku. Ga ada lagi yang manggil-manggil buat ngajak main, ga ada lagi tempat pelarian di saat aku sempek di rumah, ga ada lagi yang ngehibur aku kl lagi bete. Ga ada mereka lagi.

Sekarang aku kangen banget sama masa-masa itu. Kangen sama temen-temen yang dulu selalu ada di hari-hari sumpek maupun seneng. Kangen mereka, walaupun sekarang keadaannya sudah nggak bisa sama lagi. Mereka juga sudah berubah.

I miss you so bad, guys :')

Minggu, 30 Oktober 2011

Adele - Someone Like You

I heard that you settled down
That you found a girl and you're married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things I didn't give to you.

Old friend, why are you so shy?
Ain't like you to hold back or hide from the light.

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you, too

Don't forget me, I beg, I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,"

Yeah.

You know how the time flies
Only yesterday was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise of our glory days

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you, too
Don't forget me, I beg, I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."

Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known how bittersweet this would taste?

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you
Don't forget me, I beg, I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you, too
Don't forget me, I beg, I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."

Senin, 24 Oktober 2011

Lihat Dirimu Sendiri

Kamu selalu berbicara mengenai dirimu. Bicara, bicara, dan terus bicara.
Kamu selalu bertanya pendapatku tentang masalahmu. Kamu selalu mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi padamu. Kamu selalu mendesakku untuk mencurahkan segala perhatian padamu.

Pernahkah kamu berhenti bicara sebentar, berhenti khawatir sebentar, berhenti mendesak sebentar, dan lihat aku?

Apa kamu pikir aku tidak punya cerita? Apa kamu pikir aku tidak punya kekhawatiran? Apa kamu pikir aku tidak punya kehidupan?
Apa kamu peduli?

Kamu melupakan hari pentingku. Dan setelah ingat dan meminta maaf, kamu bahkan tidak menanyakan tentang itu. Kamu malah bercerita dengan menggebu-gebu, tentang hidupmu. Tentang dia yang semakin dekat denganmu.
Ah. Itukah masalahnya? Hanya karena dia, orang kamu sukai, kamu jadi se-egois ini?

Dan ketika aku sudah capek mendengar ceritamu, kamu mulai menyalahkan aku. Kamu membenciku. Karena aku tidak merespon atau memberikan komentar terhadap ceritamu.
Salahkah aku?
Lihat dirimu sendiri.

Jumat, 14 Oktober 2011

Forbidden Feeling

Rasanya ngelihat orang yang kita sayang seneng, pasti kita juga ikutan seneng.

Waktu aku lihat kamu seneng, aku ikutan senyum, ikutan godain kamu.
Tapi... taukah kamu? Melihat matamu yang berbinar dan pipimu yang merona karena bahagia, tiba-tiba dada ini sesak. Tiba-tiba hati ini sakit.
Tapi tenang saja, senyum ini tetap mengembang buat kamu. Biar rasa sakit di dada ini aku simpan sendiri, mungkin nanti akan hilang.

Waktu kamu bercerita tentang dia, segala sesuatu mengenai kebiasaan dan kehidupannya, pandangan mata ini tiba-tiba buram. Wajahmu tampak kabur.
Aku mengerjap-ngerjap. Taukah kamu bahwa aku malu? Malu karena tak bisa menyembunyikan perasaanku padamu. Sekaligus malu karena tak bisa berkata jujur padamu.
Tiba-tiba mata ini panas dan basah. Aku berjuang keras agar sesuatu yang memalukan itu tidak menetes di pipiku, berkonsentrasi dengan satu titik di langit sana.

Waktu kamu bertanya apakah aku baik-baik saja, aku memaksakan diri untuk tersenyum lebar, dan berkata bahwa aku baik-baik saja. Ya, aku baik-baik saja kok. Aku cuma kelilipan.

Taukah kamu bahwa berbohong itu jauh lebih mudah untuk dikatakan?
Karena, mana mungkin aku berkata padamu yang sebenarnya?
Bahwa... tidak, aku tidak baik-baik saja. Aku ingin menjerit dan berlari meninggalkanmu.
Tidak, aku tidak kelilipan, aku nyaris menangis.
Tidak, aku tidak tersenyum. Hatiku sakit.

Mana mungkin aku mengatakannya padamu, bahwa kita mencintai orang yang sama?
Mana mungkin aku mengatakannya padamu, bahwa aku iri? Bukan hanya karena kamu memilikinya, tapi juga karena kamu yang selalu ada untuknya, kamu yang mengetahui semua tentangnya, kamu yang memiliki banyak kenangan indah bersamanya.
Mana mungkin aku menghancurkan kebahagiaan yang terpancar dari wajahmu?

Sejak awal aku sudah tau, bahwa perasaan ini salah. Bahwa ini hanya akan menjadi rahasiaku saja. Selamanya akan begitu.
Aku akan menyimpannya sendiri, berharap suatu saat perasaan ini akan hilang.



Dear reader, ini bukan apa yang sedang aku alami. Tapi mungkin ini menyuarakan pikiran dan perasaan beberapa orang. Banyak yang pernah merasakan perasaan seperti ini.
Jatuh cinta itu menyenangkan. Tapi, jatuh cinta kepada orang yang salah itu menyakitkan.
Tetap semangat! ;)

Senin, 26 September 2011

Changed My Mind

Aku berubah pikiran.

Kl ditanya kenapa, jawabannya simple aja.
Karena Ibu sudah buka pikiran aku. Kata-kata Ibu yang selalu aku inget mulai sekarang:
"Mereka ga butuh sertifikat atau ijazah buat nerima musikmu"

Jelas. Ga butuh itu buat bermusik dan berkarya.
Karena musik itu bebas.

Sama bebasnya kayak aku sekarang, mau kuliah di mana. Lupakan kuliah musik. Mungkin aku mau masuk Unair. Tapi tetep, aku masih pingin main musik.

Dan hebatnya, Ibu juga bilang:
"Ga apa kl musik yg nomer satu, ga masalah kl kuliah sambil jalan"

See? Aku punya Ibu terhebat sepanjang masa!

Rabu, 21 September 2011

Dear you

Dear you,

Hey, it's ok if you admire me. It's ok to fall in love.
That's not a problem if you like me. I'm not angry.

Hey, it's ok if I'd already know. It's ok if everybody knows. I'm not avoid from you.

Tell me, show me. It wouldn't change everything that we've done.

I hope you'll find this note and read. And understand.

Mixed

Lagi campur aduk. Lagi labil.

Lagi suntuk dengan sekolah. Pingin cepetan lulus! Apalagi sekarang sudah nggak boleh ikut kegiatan. Boseeen!

Di antara tugas-tugas yang bertumpuk, pekan ulangan subyektif, Try Out sebulan sekali, drill UNAS sampe desember, sekolah full day, cuma piano yang bisa bikin aku tetep waras.
Cuma musik yg bisa mengalihkan perhatian dan me-refresh jenuhnya otak ini.
Tapi dengan jadwal sekolah yang menguras tenaga, frekuensi latihan jadi keganggu. Kadang pingin banget latihan, tapi badan capek semua dan sumpek. Akhirnya ga jadi latihan. Tapi sekalinya latihan, tumpah semua segala unek-unek yg keganjal, sampe ga kerasa uda di depan piano lama banget. Di sini aku bener-bener ngerasa kebantu dengan Big Black :)

Dan tiba-tiba aku kangen padus. Kangen nyanyi, kangen ikut kompetisi, kangen latihan. Kangen LIVO. Kangen aubade kemarin, kangen dengerin orchestra. Seandainya aku punya mesin waktu. Hah. Klise sekali ya.

Sekolah membosankan. Dengan semua tugas, dan guru-guru yg bikin senam jantung. I want to be free!
Tapi masih galau sama kuliah juga.

Aku termasuk orang yang terlalu mencintai hidup. Dan aku ngerasa berat banget buat keluar dari zona nyaman. Aku pingin kuliah musik, tapi aku ga pingin hidup sendiri di negri orang. Aku pingin di sini. Sama keluargaku, temen-temenku, dan kehidupanku, yg terlalu aku sayangi.

God....lead me, please?

Kamis, 15 September 2011

Kenapa?

Kenapa orang harus berubah? Kenapa semuanya nggak bisa sama kayak dulu?

Aku pernah naksir anak, sebut saja Gondrong. Naksir ala anak muda baru lulus SMP, tapi bukan penggemar musiman. Naksirku ini awet banget, 1 tahun.

Aku berasa tau dia banget. Kebiasaannya, sifatnya, kesukaan-kesukaannya...
Tapi kenapa sekarang aku kayak nggak kenal dia? Kenapa dia berubah? Atau mungkin, dulu aku emang nggak kenal dia yang sebenernya? Mungkin ini sifat aslinya?
Ini membuktikan kl selama ini aku sok tau.

Apa dia mau cari kesempurnaan? Apa dia tau definisi sempurna?
Sempurna itu apa adanya.
Jangan jadi orang lain, karena kita semua beautiful in our own way :)

Abstrack

Kenapa hidupku penuh dengan gombalan? Kenapa aku sering banget digombali? Apa wajahku memancing orang-orang buat ngegombal?

Seandainya digombali itu bernilai rupiah...

Banyak gombalan yang bikin aku melting, tapi nggak sedikit yang bikin aku ngeri. Kayak:
"Ah Fa, ga enak tuh kamu gundul. Ga bisa dijambak" "Tapi... disun bisa kok mbak :>"
Nah, itu bikin ngeri. Ini juga:
"Kata dokter, aku sakit. Volume otakku nambah. Gara-gara aku selalu mikirin kamu sih :3"

Kadang bosen juga keseringan digombali. Bukannya berasa oke, tapi jadinya mati rasa. Dan kl ada yg serius, aku cuma nganggep itu gombalan belaka. Mungkin itu yang bikin aku nggak peka. Aku nganggep semua cowok sama aja. Tukang gombal.
Kl ditanya, "Kamu ga tau kl si ini suka kamu?"
Aku bakalan jawab, "Duh, nggak kalik. Gitu aja dibilang suka"
Banyak juga yang bilang aku jahat, Bagas salah satunya, temen cowok yang bener-bener bisa aku anggap sebagai sahabat. Kata-katanya yang masih aku inget adalah, "Kamu emang jahat dans sama cowok. Ada berapa hati yang kamu sakiti?"
Bagas emang agak lebay. Tapi sejak itu aku berniat untuk belajar jadi orang yang peka.

Kenapa sampe sekarang aku nggak tertarik buat pacaran? Banyak alasan. Kl dilihat dari satu pasangan, aku bakal bilang kl pacaran itu alay. Kl dilihat dari pasangan yang lain, aku bilang karena pacaran itu ribet. Kl dilihat dari pasangan yang lain lagi, pacaran itu wasting time. Bikin marah-marah ga jelas, dan sejenisnya. Ada juga pasangan yang bikin aku mikir, kadang pacaran itu menyenangkan. Tapi sama aja, ujung-ujungnya aku mikir masih enakan jomblo dan punya banyak gebetan. Hehehe..
Dan responku kl ada yang bilang, "Aku bakalan nunggu kamu", adalah cuma ketawa. Dasar anak muda...

Dari hasil pengamatan selama ini, pacaran itu bisa bikin kita lebih dewasa. Tapi cuma segelintir orang yang bisa berubah kayak gini. Itupun karna patah hati gara-gara ditinggalin pacarnya, dan dia berusaha tegar buat ngadepin itu semua (sori aja kl agak lebay). Tapi kebanyakan, pacaran itu bikin kita nggak asli. Sok manja-manjaan, jaim-jaiman, sok romantis-romantisan di depan umum, dan hal-hal alay semacam itulah. Bergunakah itu semua? Adakah pacaran dengan cara yang cerdas dan sehat?
Aku mau, kl ada.

Bukannya aku nggak setuju dan nggak bakal mau pacaran. Cuma buat saat ini, di masa remaja yang lagi asyik-asyiknya, unyu-unyuan kayak gitu... kayaknya nggak dulu deh. Masih banyak hal berguna lain yang harus dilakukan dan dipikirkan. Hidup anak muda!!! :>

Senin, 22 Agustus 2011

Aubade

Kangen latihan padus, kangen nyanyi. Sayangnya, baru kemarin Ibu bilang kl aku ga boleh ikut pop group, dan tadi pagi dipertegas dengan perkataan wali kelas, "Sudah kelas tiga, jangan terlalu banyak kegiatan. Yang kerjaannya nyanyi, kemarin even terakhir ya."
Dan kl sudah kayak gitu, aku bisa bilang apa? Ya cuma ngangguk doang. Padahal sekolah ngebolehin anak kelas 3 ikut ekstrakulikuler sampe semester 5. Jadi mestinya sebelum semester ini selesai, aku masih boleh nyanyi...
Ibu juga udah janji kl nilai kenaikan kelas kemarin bagus, aku boleh tetep nyanyi waktu kelas 3. Tapi tenyata sama aja boong, padahal motivasi dapet nilai bagus itu karna janjinya Ibu. Menyedihkan.

Tapi aku bersyukur banget masih sempat ikut aubade 17 Agustus kemarin. Dari semua aubade yang pernah aku ikutin, aubade ini paling keren. Upacaranya dibai jadi dua. Pagi pengibaran bendera, sore penurunan bendera. Tambahan lagi, aubade ini pake orchestra. Cuma aubade 17 Agustus yang pake orchestra. Nyesel banget tahun kemarin nolak buat ikutan, gara-gara waktu itu pertama kali aubade tabrakan sama bulan puasa, dan aku dengan santainya bilang ke pembina paduan suaraku, "Kasih yang lain aja, Pak."
Itulah kenapa kita harus selalu berani mencoba sesuatu yang baru. Ternyata walaupun kemarin awalnya males banget, akhirnya aku malah nikmatin :)
Dan aku malah kangen banget latihan aubade. Awal latihan gabungan, di gedung cak durasim. Terus pertama kali latihan sama orchestra, di sporthall stag. Banyak banget asyiknya ikut aubade. Yang pertama, kl latihan, kita mesti bolos pelajaran (anak normal mana yang ga suka bolos pelajaran?). Kedua, ketemu anak-anak dari berbagai macam sekolah, semacam reuni. Ketiga, konsumsi jelas terjamin.

Upacara pagi lebih formal dan serius, juga lebih panas. Aku lebih suka upacara penurunan bendera. Selain lebih adem, acaranya juga lebih santai dan seru. Lagu-lagu buat upacara sore juga lebih keren. Di pembukaan upacara sore, ada tari umbul-umbul. Kl nggak salah, ini tarian dari Banyuwangi. Tari ini nggambarin gimana perjuangan Indonesia buat merdeka. Seru dan bagus banget. Kl biasanya aku gampang bosen ngelihat tari-tarian, tari ini sukses bikin aku kagum. Bukan hanya karna tariannya, tapi juga maknanya. Kita jadi tau gimana susahnya, gimana mati-matiannya bangsa Indonesia memperebutkan kemerdekaan. Keren deh :)

Semoga tahun depan bisa ikut aubade 17an lagi, tapi tahun depan aku nggak di barisan paduan suara lagi. Tapi gabung sama orchestra. Amiiin! :)

Talk about Dreams

"Tanpa mimpi, mungkin aku sudah mati" - si Hidup.

Aku suka kata-kata itu. Salah satu alasan kita untuk tetap bertahan hidup adalah mimpi. Aku punya banyak mimpi. Aku pingin traveling ke Italy dan Papua, gabung dan main di atas panggung bareng orchestra, dan dapat beasiswa sekolah musik di Belanda.
Aku pingin lihat dunia luar, pingin belajar dan nyoba segala sesuatu yang menarik. Main musik, contohnya.

Sudah lama aku pingin lihat dunia luar, tapi yang bener-bener aku pingin adalah ke Papua. Sudah banyak denger dan lihat dari media-media tentang keindahan alamnya. Dan Italy, aku pernah baca buku tentang Italy, dan langsung jatuh cinta.
Aku sudah pernah ngerasain main ansamble, sudah pernah tampil solo piano, ngerasain choir. Tapi rasanya pasti beda sama main orchestra. I really dream about it.
Dan tentang sekolah musik di Belanda... itu karena sekolah musik di sana bagus, lagian lama-lama bosen juga lihat semrawutnya Indonesia.

Kayak kata orang-orang, "Lambungkan mimpimu setinggi-tingginya"
I do. Jangan takut buat bermimpi, toh mimpi itu gratis. Tapi juga jangan sekedar mimpi, berusaha juga buat mewujudkannya :)

Sabtu, 20 Agustus 2011

What's on My Mind part.2

Aku pingin banget ngelanjutin kuliah di jurusan musik. Tapi kok kayaknya ribet banget dan banyak halangannya. Masalah lokasi, dan masa depan.
"Mau jadi apa kamu nanti kl kuliah di jurusan itu?"
Sudah pasti, mayoritas berpikiran kayak gitu. Terbukti.
Emang nggak bisa njamin aku jadi kaya raya dan mapan, tapi seenggaknya aku suka banget sama musik. Jadi aku nggak ngejalanin sesuatu dengan terpaksa.
Lagian aku kan cewek, jadi kl menurutku sih nggak masalah (kecuali aku jatuh cinta sama pemain musik. haha!). Hidup toh cuma sekali, buat apa dibikin ribet. Kl nurutin tuntutan orang-orang, ya ga ada habisnya. Yang kuliah siapa, yang ngejalanin siapa, yang protes siapa.
Tapi mereka bilang kayak gitu juga mungkin karena mereka peduli.

Ibu selalu bilang, "Terserah kamu mau kuliah jurusan apa"
Seneng? Iyalah. Tapi cuma bentar doang. Soalnya kali berikutnya, Ibu bilang, "Yaudah kl gitu musik-nya taruh pilihan ke dua ya, yang pertama HI"
Tetot. Terus, unsur terserah-kamu-mau-kuliah-jurusan-apa nya itu di mana, ya? Aku ga paham.

Sebulan yang lalu kl ga salah, aku mulai mikir buat nerusin kuliah di jurusan musik. Sudah searching-searching juga. Awalnya aku emang mantap cuma pingin HI, tapi entah kenapa tiba-tiba putar haluan. Yah, namanya juga remaja. Masih labil dan masih berusaha menemukan jati diri.

Dan keinginan ini bertambah kuat sejak lihat penampilan orchestra buat aubade 17 Agustus kemarin. Aku bener-bener ter-pe-so-na. Kita latihan bareng semingguan, dan itu udah cukup bikin aku kagum. Asyik banget, dan keren. Apalagi yang main biola. Dan... Ting! Muncullah hasrat untuk bisa main biola, dan tampil main di orchestra.
Aku pernah ikut ansamble, dan aku bener-bener suka. Apalagi kl bisa main orchestra.... Wow.

Sebelumnya, tanggal 7 Agustus, aku jalan sama temen SMP ku yang sekarang sudah jadi artis dan penyanyi. Dia sekolah di Sekolah Menengah Musik. Dia cerita banyak tentang sekolahnya, program-programnya. Sumpah asli ga bohong, asyik banget! Music everyday lah! Bisa ngebayangin gak, ngerjain tugas sambil ada yang mainin alat musik... ada yang nyanyi, terus nyanyi-nyanyi bareng... Ah sial, kenapa informasi tentang Sekolah Musik setara SMA ini baru aku dapet setelah udah 2th di libels. Dan dulu waktu lulus SMP, emang nggak ada pikiran buat masuk di SMK atau SMM sih. Maklum, masih lugu.

Aku emang nggak gampang terpesona. Tapi orchestra kemarin sukses bikin aku melting. Dan... aku pingin jadi bagian dari mereka. Pingin main musik bareng, nggabungin nada yang satu dengan yang lainnya. Semacam paduan suara, tapi pake alat musik.
Sekarang, setelah hampir seminggu nggak masuk sekolah gara-gara latihan aubade, aku mendapati kl aku semakin males buat sekolah. Bayangin aja, seminggu kerjaanku cuma nyanyi dan lihat + dengerin orang main musik kayak gitu kerennya. Kerjaanku full music dan bener-bener nyenengin.
Terus dibandingin sekolah... bener-bener membosankan.
Kacau deh. Mungkin darah seniman ini mulai memberontak. Hahaha =))

Tapi emang nggak menutup kemungkinan, nanti di tengah-tengah kelas 3 ini, aku berubah pikiran lagi. Who knows? Tapi yang jelas, saat ini, aku bener-bener pingin ngelanjutin kuliah jurusan musik. Atau ga usah kuliah, tapi masuk Surabaya Symphony Orchestra atau sekolah-sekolah musik kayak gitu juga, aku sama sekali ga keberatan :)

Sekarang bener-bener pingin cepet lulus dan kuliah. I'm sick with this school's rules. Semoga, Tuhan kasih aku yang terbaik deh :)

Jumat, 19 Agustus 2011

What's on My Mind

Emang nggak sedikit yang bilang aku cuek. Tapi aku baru sadar ternyata aku cuek banget sama lingkungan sekitarku. Ini gara-gara tanggal 15 dan 17 Agustus kemarin, aku terpaksa duduk di antara anak-anak remaja yang pikirannya dangkal dan gemar mengomentari apapun. Kayak mereka orang-orang paling oke se-dunia. Aku terpaksa, sekali lagi, TERPAKSA dengerin omongan mereka, gosip-gosip mereka, tanpa berkomentar apapun. Karna hal yang bisa aku lakukan cuma memutar bola mata dan nahan rasa mual mau muntah.

Yang mereka obrolkan, sudah bisa ditebak, 65% masalah cowok. Yang ini mantannya ini minta balikan lah, yang gebetannya ini diteror si ini lah, yang itu cemburu gara-gara ini lah, apa lah. Gile bener, kehidupan mereka udah kayak di sinetron aja ya. Dan dari sini aku sadar dan keinget tentang update-update-an temen-temen yang ironisnya hampir sama kayak cerita anak-anak tukang gosip itu. Mereka yang pada pingin punya pacar, iri ngelihat temen-temen yang punya pasangan, ngebet banget cari pacar. Ya Tuhan, jadi apa mereka 3 tahun mendatang kl yang ada di pikaran mereka cuma lawan jenis dan pacaran? Mengagumi orang itu wajar lah, tapi kl sampe niat banget cari pacar.... ngh, agak weird ya?
Aku sendiri nggak begitu tertarik sama yang namanya pacaran. Seenggaknya, tidak untuk saat ini. Emang kadang pikiran bego kayak "Enak kali ya punya pacar, pingin dong satu" itu pernah muncul. Tapi ga pernah nganggep serius, yah cuma pikiran lewat asal jeplak aja. Kayak kita lihat orang makan lasagna waktu kita lagi puasa dan mikir, "Sialan, enak kali ya makan lasagna kayak begitu.." Ya sekedar gitu aja.
Aku nggak tau kenapa mereka ribet banget sama urusan pacar-pacaran begitu. Hello, tidak adakah saudara kalian atau orangtua kalian yg bisa memperhatikan kalian dan untuk diajak curhat? Tragis banget.
Emang pacaran sepenting itu ya? Ah elah.

Dan anak-anak gaul yang tanggal 15 dan 17 Agustus ini duduk di sekitarku, mereka menilai kesempurnaan hidup seseorang dengan: pake hp BB, behelan, bawa-bawa SLR, dan punya fixie, dan eksis. seperti kata-kata salah satu dari mereka, "eh si A hp-nya BB langsung Torch ya? Habis ini katanya mau dibehel juga. Udah gitu SLR-nya keren lagi, dan dia juga anak fixie. Gila, sempurna banget ya hidupnya!"
TOENG! Di sinilah saat-saat dimana aku langsung mutar bola mata sekaligus megangin perut nahan muntah, plus batuk-batuk kecil buat menyamarkan ketawaku. Asli nih anak-anak dari planet mana sih, lucu banget.
Atau aku yang berasal dari planet lain? Karna kayaknya pemikiranku beda banget sama tuh alien. Aku baru sadar kl ternyata, emang semua anak-anak remaja kyk aku gini, pikirannya emang semacam begitu. Menilai kesempurnaan seseorang lewat materi dan ke-eksisan.
Sekarang kl mereka pakai semua gadget keren, bawa-bawa barang mahal, apa mereka sudah bisa disebut sempurna dan bahagia? Pikir lagi deh. Gimana kl ternyata dia kayak barbie tapi punya kelainan jiwa? Nahlo!

Orang itu bisa bahagia, dengan hidup di jalan mereka sendiri. Gampangannya aja deh, ada orang yang bahagia dan ngerasa lengkap hanya dengan iPod dan buku bacaannya di tengah-tengah hiruk-pikuk orang-orang yang ribut bergosip dan ngeksis.
Hidupmu ga bakal bahagia deh kl ga bisa ngelihat apa yang kamu punya, apa yang terbentang luas di depanmu. Syukuri apa yang kamu punya. Kl iri terus sama mereka yang dengan-pikiran-dangkalmu-itu kamu anggap bahagia dengan semua kemewahan, keeksisan, dan cowok-cowoknya, mampuslah kau dalam mengasihani diri sendiri. Kita emang nggak pernah ngerasa cukup, dan cenderung selalu protes dan mengomentari ini-itu. Tapi coba lihat ke bawah deh, jangan selalu ndongak ke atas.

Perlu emang ngikutin tren, tapi kl ternyata ga cocok sama kita sendiri, ngapain ikut-ikutan? Kl kita ga mampu ngikutin tren yang emang lagi gila saat ini, ngapain dipaksa? Ga bakal ada habis-habisnya deh.

Masih banyak hal yang lbh bermanfaat untuk dipikirkan dan diobrolkan, contohnya: "Eh sekolah musik yg bagus di Surabaya di mana ya? Mau nerusin kuliah di jurusan musik nih" atau, "Ada konser orchestra atau paduan suara yg keren gak deket2 ini?"
I think, ini obrolan yg lebih asyik dan lebih keren. Jauh lebih keren.

Be your self lah, ga usah takut dengan pendapat dan pandangan orang-orang. Dare to be different. Nggak perlu deh pura-pura suka ini-itu biar dicap ga ketinggalan zaman.
Ga usah takut ga punya temen. Kl kamu cuma hidup dengan kepura-puraan, mana bisa kamu dapat tempat yang sesungguhnya di kehidupan ini?

Ini cuma pikiranku aja sih, yang kebuka gara-gara anak-anak metropolis itu. Ada untungnya juga sehari dua harian dengerin mereka ngoceh. Aku jadi sadar, "Oooh ternyata orang-orang tuh pola pikirnya begini ya.."
Mungkin aku sudah tau dari lama, tapi baru sadar aja sekarang. Well, enjoy your life! Love your family, and stay away from drugs. Oh satu lagi, perminim mengomentari sesuatu. Karena emang easier talk than done :)

Aku emang nggak sebijaksana kayak pemikiranku, tapi aku juga bakalan berusaha buat jadi sebijaksana mungkin. Dan tidak berpikiran dangkal. Yeah, merdeka!

Minggu, 19 Juni 2011

Libels Cup 2011

tiba-tiba pinging nge-post tentang Libels Cup. kangen nih :)
kangen segala kerepotannya.
apalagi aku koor LO, tiap hari harus sms "anak-anak" dan anak buah. baru delivered ke satu anak, anak yang lain tanya. barusan bales sms-nya satu anak, yang lainnya tanya lagi. duh repooot.
HP-ku bener-bener nggak bisa istirahat. termasuk aku.
sudah merem, sudah ngimpi, ee HP bunyi. yang telpon lah, yang sms lah. aku sampe jengkel sendiri :)
pernah ada yang sms malem-malem, waktu aku sudah ada di balik selimut. dia bilang jersey-nya ilang. kayaknya ketinggalan di kamar mandi cowok STIKOM. oo bagus. jadi dia minta tolong buat dibantuin. jadi malem-malem aku tanya panitia yg lain, sms berantai -_-
besoknya habis ngurus futsal, balik ke STIKOM, aku masuk ke kamar mandi cowok, dan nggak nemuin jersey. aku tanya ke mbak-mbak security, ee ternyata kata mbaknya, udah diambil sama si anak. sialan. dengan lugunya dia bilang, "oiya hehe maaf ya mbak, lupa kasih kabar..."
enaknooo enakno rek. nggak ngerti sini bingung >:~
pernah juga ada telpon waktu aku sudah tidur, aku ngangkat sambil masih merem dan suara kayak kucing batuk. ternyata "anak-ku" tanya jadwal. sialnya, rundown-ku nggak tau di mana. jadi sambil setengah sadar, aku keluar kamar dan nyari2 tasku. karena bangun tidur dan gerakanku lambat, berkali-kali aku bilang ke dia, "bentar ya mas..."
dan dia njawab dengan nada ya-ampun-mbak-cape-deh, "hehe iya mbak gpp"
setelah ketemu dan ngasih tau jadwal, ternyata dia bilang kl tabrakan sama jadwal pop mie-nya. dia minta diganti jadwal, di backsound telpon, aku denger ribut-ribut. kayaknya dia lagi sama temen-temen dan pelatihnya. aku bingung, otak masih belum bisa kerja maksimal, akhirnya aku bilang,
"ee mas, bentar ya nanti aku telpon lagi. tanya rundown dulu"
"oh iya mbak, ini juga mau rundingan sama yang lain"
dan aku tanya fera, katanya bisa aja dituker sama pertandingan cewek.
yaudah, aku berniat buat telpon bali. tapi ternyata, nomernya dia witheld. buagusss! terus gimana caranya aku ngehubungi dia? benar-benar sial.
untungnya otakku yang kecil ini bisa memaksimalkan kerjanya. aku tanya dian, apa dia lagi sama anak basket cowok. dan ternyata iya, untunglah.
singkat cerita, aku dapet nomernya dia, dan telpon dia nawarin jadwal baru. dia bilang nanti bakal telpon lagi, soalnya mau rundingan. terus dia telpon lagi, gantian aku yang bilang nanti bakal dihubungi lagi, soalnya aku mau tanya rundown. sumpah mbulet. mentolo ketemuan, ngopi bareng, ngobrol2...
pokoknya seru banget deh jadi panitia LC!
sibuknya itu nyenengin, repotnya itu bikin kangen :)
walaupun itu liburan dan yang lain pada santai-santai sedangkan panitia LC harus sibuk sana-sini, tapi seneng bangeeet!
banyak kejadian-kejadin kecil yang berkesan, yang nggak bisa tak sebutin satu-satu.
pokoknya Libels Cup tahun ini bener-bener sukses dan berkesan.
waktu closing party-nya, ternyata ada Dimaz Muharri. rame banget!
tapi sayang nggak bisa ikut sampe selesai soalnya aku harus ke trawas.
bakalan kangen jadi panitia LC. kangen "anak-anak" dengan segala pertanyaan dan kebawelannya.
habis selesai LC, bener-bener kerasa bedanya. bisanya aku kebangun sama suara sms atau telpon. lha ini, HP-ku bener-bener sepi. kayaknya dia jadi sleeping beauty yang kelelahan habis kerja keras sekian lama. hahaha =))
thx God for this amazing moments :)

Minggu, 08 Mei 2011

The Call

by: Regina Spektor

It started out as a feeling
Which then grew into a hope
Which then turned into a quiet thought
Which then turned into a quiet word
And then that word grew louder and louder

'Til it was a battle cry
I'll come back when you call me
No need to say goodbye

Just because everything's changing
Doesn't mean it's never been this way before
All you can do is try to know who your friends are
As you head off to the war
Pick a star on the dark horizon and follow the light
You'll come back when it's over
No need to say goodbye
You'll come back when it's over
No need to say goodbye

Now we're back to the beginning
It's just a feeling and no one knows yet

But just because they can't feel it too
Doesn't mean that you have to forget
Let your memories grow stronger and stronger
'Til they're before your eyes
You'll come back when they call you
No need to say goodbye
You'll come back when they call you
No need to say goodbye


Ya Tuhan, biarkanlah ini berkembang menjadi sesuatu yang indah :)

Jumat, 06 Mei 2011

the sweetest night creature :)

Hey, batman...
You make me wait for the night
You make me love the darkness
You make me believe in star
You make me smile to the moon

You are the sweetest night creature :)
Stay close, don't go.

Senin, 02 Mei 2011

Cerita 2 Tahun yang Lalu

Kali ini aku bakalan cerita. Kisah nyata. Dan cerita ini sudah pernah aku ceritakan di depan kelas, yang sukses bikin anak sekelas nangis. Pernah juga dibuat drama sama temen-temen waktu tugas Bahasa Indonesia.

Minggu, 26 April 2009.
Aku Asti, kelas 9. besok bakalan UNAS hari pertama. malam ini bener-bener galau, kerjaanku cuma mondar-mandir sambil buka-buka buku. tapi cuma sedikit yang bisa masuk ke otak.
tiba-tiba Mas Aan dateng dan bilang, "Eh As, hari ini mas Ican ulang tahun lho. sana ucapin selamat, sekalian minta doa."
sambil lalu aku bilang, "oh iya. biarin deh, habis UNAS aja ngucapinnya, sekalian ngucapin langsung. daripada sms, pasti mas Ican mikirnya ga penting dan ga bakal di bales."
aku bener-bener nggak nyangka kl nggak ada yang namanya hari-habis-UNAS-buat-ngucapin-langsung.

Kamis, 30 April 2009.
hari ini hari terakhir UNAS. seneng? lega? jelas. tapi waktu ngerjain, badan rasanya nggak enak. masih inget banget waktu aku nggeliat-nggeliat di bangku. rasanya pingin tiduran.
akhirnya bel bunyi. UNAS selesai! cepet-cepet aku keluar kelas, nyalain handphone. ternyata masku sms, katanya dia sudah di depan sekolah. aneh banget, biasanya harus telpon dia dulu kl mau minta jemput.
tapi aku nggak langsung keluar, aku ngobrol dulu sama temen-temenku. sampai bapakku telpon.
"Halo, Asti di mana?"
"Di sekolah, ini sudah mau pulang. Ada apa?"
"Asti.. sudah denger kabar?"
"Kabar? Kabar apa?"
aku mulai deg-degan
"Mas Ican.. nggak ada"
bingung
"Ha? Nggak ada? Maksudnya?"
"Ya.. Nggak ada. Meninggal."
hening. butuh waktu lama buat aku ngerti dan akhirnya cuma bisa bilang, "Oh..."
"Yaudah Asti buruan pulang ya."
"....."
aku masih nggak bisa mikir jernih, dan bener-bener berharap ini lelucon April Mop yang ketunda. aku cuma bisa berharap ini mimpi buruk karena stres UNAS. aku bener-bener berharap bapak bakal telpon lagi dan bilang, "nggak usah khawatir, ternyata bisa diselamatkan. dan sekarang Mas Ican baik-baik aja."
tapi itu semua cuma harapan. kenyataannya bener-bener nampar aku sampe ga bisa ngomong. aku nggak mau percaya.
aku malah ga sadar kl aku sudah nangis, waktu Nana tanya kenapa aku nangis. aku ga sadar dan ga mau sadar, rasanya mau pingsan aja.
aku keluar sekolah sambil nangis, terserah temen-temen mau mikir apa.
aku dijemput mas Aan, dan begitu mas Aan lihat aku, dia tanya, "kenapa nangis?"
rasanya aku pengen nampar dia saat itu juga. dia tanya 'KENAPA'! ya Tuhan dia tenang banget walaupun agak pucat. aku masih inget gimana benci-nya aku sama dia, karna dia sama sekali nggak nangis atau berkaca-kaca.
sepanjang perjalanan pulang ke rumah, aku nangis. bener-bener kayak orang bodoh. tapi aku nggak peduli.
di taxi, aku juga nangis. waktu sudah masuk gang, pak taxi-nya bilang, "wah ada orang meninggal ni. itu ada tandanya."
rasanya aku pengen teriak di telinganya, "IYA PAK, ITU KAKAKKU YANG MENINGGAL! BAPAK PIKIR KENAPA SEPANJANG JALAN INI AKU NANGIS TERUS?!"
semua orang berubah jadi nyebelin. aku benci. aku ga suka.

sampe di rumah 65, aku lihat ternyata sudah banyak banget orang ngumpul, saudara-saudara, tetangga.. rasanya semua lengkap, kayak waktu Idul Fitri atau Natal. tapi wajah mereka merah, basah. nggak ada suara tawa mereka kayak biasanya kl semua ngumpul. sulit buat pura-pura kl ini Idul Fitri atau Natal. ini hari besar, yang bikin semua keluarga ngumpul. tapi ini bukan hari bahagia. bukan sama sekali.

rasanya aneh ngelihat orang yang aku kenal lagi nangis. mereka nggak pernah nangis. mereka selalu ketawa, senyum, atau marah. tapi mereka nggak pernah nangis. aku nggak kuat lihatnya.
aku ke ruang tengah dan ketemu Mbak Sasa, denger ceritanya gimana tadi pagi orang-orang ngebangunin mas Ican tapi nggak berhasil. sampai akhirnya Tante Erna meriksa ke kamarnya, dan jeritan itu terdengar. nyaring.
beberapa orang masih nggak percaya. gimana bisa? tadi malem dia masih makan malam sama-sama Mas Johan dan Mbak Sasa di satu meja makan dengan menu yang sama. gimana bisa? dia baru ulang tahun. gimana bisa? dia baru aja dapet pekerjaan. gimana bisa? anaknya, Dafa, belum genap 1tahun, dan gimana bisa? dia belum wisuda.

aku dipanggil sama Tante Erna, "Asti, mau lihat Mas Ican? Sini."
aku berlutut di samping mas Ican, dan waktu Tante Erna buka kain yang nutupin mukanya, aku nggak percaya dia sudah nggak ada. dia bener-bener tenang walaupun pucat. dia lagi tidur. ya Tuhan, dia tidur!
tiba-tiba aku inget, aku belum sempat ngucapin selamat ulang tahun. ngucapin ulang tahun secara langsung.
"Mas Ican, selamat ulang tahun..." bisikkanku mungkin ga bakal kedengeran Mas Ican, karena aku sudah mulai nangis dan terisak.



tulisan ini buat Mas Ican. biar dia tahu kl aku kangen dia. biar dia tahu kl aku sayang sama dia.
aku masih inget dia nunjukkin foto belalang dari HP-nya. itu nggak penting banget, Mas Ican :')
aku kangen kamu, kangen konyolmu, jayusmu, nyebelinmu. kamu yang cerewet kl aku masih tidur jam 9 pagi. kamu yang mesti ngomentari sesuatu dengan komentar yang aneh. kamu yang selalu ngisi TTS tapi nggak pernah berhasil buat nyelesaikan.
aku masih inget waktu aku bilang ke kamu, "Apa Mas Ican, kamu itu mesti ngisi TTS tapi ga pernah dikirim."
dan kamu cuma senyum, senyum khas-mu. kamu bilang, "Temen yo, ayo ewangono."
ternyata apa? kamu emang nggak pernah sempat buat ngirim TTS-mu itu.

sekarang aku sudah SMA, Mas Ican. aku punya temen sekelas yang mirip banget sama kamu, namanya Bagas. dan dia jadi sahabatku sekarang. setiap ngelihat dia, aku inget kamu. senyumnya, konyolnya, pinternya, sampe ke nyebelinnya.
aku pernah mimpiin kamu, kamu pake baju putih. dan aku tanya ke kamu, "Mas Ican, gimana? Enak nggak? Kamu masuk surga?"
tapi kamu nggak jawab pertanyaanku, kamu malah bilang, sambil senyum, "Tenang aja."

semoga kamu baik-baik di sana, ya :')
aku kangen kamu. banget.

Minggu, 20 Maret 2011

intinya, perbedaan itu indah atau nggak?

"Kalau gue pindah agama, apa lo masih mau sama gue? Tuhan aja berani gue khianati, apalagi lo entar" - cin(T)a

Kata-kata itu dalem banget.
Film juga bermakna. Ceritanya, ada dua orang beda suku, beda agama. Namanya Cina dan Annisa. Cina dan Annisa mencintai Tuhan dan Tuhan mencintai mereka. Tapi Cina dan Annisa tidak dapat saling mencintai karena mereka memanggil Tuhan dengan nama yang berbeda.

Tuhan, kenapa di dunia ini diciptakan perbedaan?
"In Your majesty, You create differences"

Buat apa diciptakan perbedaan kalau kita hanya ingin bersatu?
"In my arrogance, I question Your wisdom"

"Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda kalau Tuhan hanya ingin disembah dengan satu cara?"

Bisakah perbedaan menghasilkan sesuatu yang utuh dan indah?
"Surrender me in the agony of Your love, God. Surrender me in the irony of Your law"

Jumat, 25 Februari 2011

Watchout, Boy!

Halo. Kamu masih suka main-main, ya? Haha.
Kamu emang nggak pernah bisa serius, kan?
But, jst rmmbr one thing: karma does exist.
Watchout, boy ;)
Have a nice game, ya!

Kamis, 27 Januari 2011

it's so hard, because it has been too long

aku pernah bilang kan, kalo ngelupain kamu itu gampang? ternyata nggak juga. masalahnya, aku sudah terlalu lama suka sama kamu. dan itu sudah jadi semacam kebiasaan. nggak gampang buat ninggalin kebiasaan yang sudah lama dilakukan :)

Jumat, 21 Januari 2011

that's not me

...and he loves her.
what a lucky girl
but no, no.
no, that girl is not me.