Minggu, 08 Mei 2011

The Call

by: Regina Spektor

It started out as a feeling
Which then grew into a hope
Which then turned into a quiet thought
Which then turned into a quiet word
And then that word grew louder and louder

'Til it was a battle cry
I'll come back when you call me
No need to say goodbye

Just because everything's changing
Doesn't mean it's never been this way before
All you can do is try to know who your friends are
As you head off to the war
Pick a star on the dark horizon and follow the light
You'll come back when it's over
No need to say goodbye
You'll come back when it's over
No need to say goodbye

Now we're back to the beginning
It's just a feeling and no one knows yet

But just because they can't feel it too
Doesn't mean that you have to forget
Let your memories grow stronger and stronger
'Til they're before your eyes
You'll come back when they call you
No need to say goodbye
You'll come back when they call you
No need to say goodbye


Ya Tuhan, biarkanlah ini berkembang menjadi sesuatu yang indah :)

Jumat, 06 Mei 2011

the sweetest night creature :)

Hey, batman...
You make me wait for the night
You make me love the darkness
You make me believe in star
You make me smile to the moon

You are the sweetest night creature :)
Stay close, don't go.

Senin, 02 Mei 2011

Cerita 2 Tahun yang Lalu

Kali ini aku bakalan cerita. Kisah nyata. Dan cerita ini sudah pernah aku ceritakan di depan kelas, yang sukses bikin anak sekelas nangis. Pernah juga dibuat drama sama temen-temen waktu tugas Bahasa Indonesia.

Minggu, 26 April 2009.
Aku Asti, kelas 9. besok bakalan UNAS hari pertama. malam ini bener-bener galau, kerjaanku cuma mondar-mandir sambil buka-buka buku. tapi cuma sedikit yang bisa masuk ke otak.
tiba-tiba Mas Aan dateng dan bilang, "Eh As, hari ini mas Ican ulang tahun lho. sana ucapin selamat, sekalian minta doa."
sambil lalu aku bilang, "oh iya. biarin deh, habis UNAS aja ngucapinnya, sekalian ngucapin langsung. daripada sms, pasti mas Ican mikirnya ga penting dan ga bakal di bales."
aku bener-bener nggak nyangka kl nggak ada yang namanya hari-habis-UNAS-buat-ngucapin-langsung.

Kamis, 30 April 2009.
hari ini hari terakhir UNAS. seneng? lega? jelas. tapi waktu ngerjain, badan rasanya nggak enak. masih inget banget waktu aku nggeliat-nggeliat di bangku. rasanya pingin tiduran.
akhirnya bel bunyi. UNAS selesai! cepet-cepet aku keluar kelas, nyalain handphone. ternyata masku sms, katanya dia sudah di depan sekolah. aneh banget, biasanya harus telpon dia dulu kl mau minta jemput.
tapi aku nggak langsung keluar, aku ngobrol dulu sama temen-temenku. sampai bapakku telpon.
"Halo, Asti di mana?"
"Di sekolah, ini sudah mau pulang. Ada apa?"
"Asti.. sudah denger kabar?"
"Kabar? Kabar apa?"
aku mulai deg-degan
"Mas Ican.. nggak ada"
bingung
"Ha? Nggak ada? Maksudnya?"
"Ya.. Nggak ada. Meninggal."
hening. butuh waktu lama buat aku ngerti dan akhirnya cuma bisa bilang, "Oh..."
"Yaudah Asti buruan pulang ya."
"....."
aku masih nggak bisa mikir jernih, dan bener-bener berharap ini lelucon April Mop yang ketunda. aku cuma bisa berharap ini mimpi buruk karena stres UNAS. aku bener-bener berharap bapak bakal telpon lagi dan bilang, "nggak usah khawatir, ternyata bisa diselamatkan. dan sekarang Mas Ican baik-baik aja."
tapi itu semua cuma harapan. kenyataannya bener-bener nampar aku sampe ga bisa ngomong. aku nggak mau percaya.
aku malah ga sadar kl aku sudah nangis, waktu Nana tanya kenapa aku nangis. aku ga sadar dan ga mau sadar, rasanya mau pingsan aja.
aku keluar sekolah sambil nangis, terserah temen-temen mau mikir apa.
aku dijemput mas Aan, dan begitu mas Aan lihat aku, dia tanya, "kenapa nangis?"
rasanya aku pengen nampar dia saat itu juga. dia tanya 'KENAPA'! ya Tuhan dia tenang banget walaupun agak pucat. aku masih inget gimana benci-nya aku sama dia, karna dia sama sekali nggak nangis atau berkaca-kaca.
sepanjang perjalanan pulang ke rumah, aku nangis. bener-bener kayak orang bodoh. tapi aku nggak peduli.
di taxi, aku juga nangis. waktu sudah masuk gang, pak taxi-nya bilang, "wah ada orang meninggal ni. itu ada tandanya."
rasanya aku pengen teriak di telinganya, "IYA PAK, ITU KAKAKKU YANG MENINGGAL! BAPAK PIKIR KENAPA SEPANJANG JALAN INI AKU NANGIS TERUS?!"
semua orang berubah jadi nyebelin. aku benci. aku ga suka.

sampe di rumah 65, aku lihat ternyata sudah banyak banget orang ngumpul, saudara-saudara, tetangga.. rasanya semua lengkap, kayak waktu Idul Fitri atau Natal. tapi wajah mereka merah, basah. nggak ada suara tawa mereka kayak biasanya kl semua ngumpul. sulit buat pura-pura kl ini Idul Fitri atau Natal. ini hari besar, yang bikin semua keluarga ngumpul. tapi ini bukan hari bahagia. bukan sama sekali.

rasanya aneh ngelihat orang yang aku kenal lagi nangis. mereka nggak pernah nangis. mereka selalu ketawa, senyum, atau marah. tapi mereka nggak pernah nangis. aku nggak kuat lihatnya.
aku ke ruang tengah dan ketemu Mbak Sasa, denger ceritanya gimana tadi pagi orang-orang ngebangunin mas Ican tapi nggak berhasil. sampai akhirnya Tante Erna meriksa ke kamarnya, dan jeritan itu terdengar. nyaring.
beberapa orang masih nggak percaya. gimana bisa? tadi malem dia masih makan malam sama-sama Mas Johan dan Mbak Sasa di satu meja makan dengan menu yang sama. gimana bisa? dia baru ulang tahun. gimana bisa? dia baru aja dapet pekerjaan. gimana bisa? anaknya, Dafa, belum genap 1tahun, dan gimana bisa? dia belum wisuda.

aku dipanggil sama Tante Erna, "Asti, mau lihat Mas Ican? Sini."
aku berlutut di samping mas Ican, dan waktu Tante Erna buka kain yang nutupin mukanya, aku nggak percaya dia sudah nggak ada. dia bener-bener tenang walaupun pucat. dia lagi tidur. ya Tuhan, dia tidur!
tiba-tiba aku inget, aku belum sempat ngucapin selamat ulang tahun. ngucapin ulang tahun secara langsung.
"Mas Ican, selamat ulang tahun..." bisikkanku mungkin ga bakal kedengeran Mas Ican, karena aku sudah mulai nangis dan terisak.



tulisan ini buat Mas Ican. biar dia tahu kl aku kangen dia. biar dia tahu kl aku sayang sama dia.
aku masih inget dia nunjukkin foto belalang dari HP-nya. itu nggak penting banget, Mas Ican :')
aku kangen kamu, kangen konyolmu, jayusmu, nyebelinmu. kamu yang cerewet kl aku masih tidur jam 9 pagi. kamu yang mesti ngomentari sesuatu dengan komentar yang aneh. kamu yang selalu ngisi TTS tapi nggak pernah berhasil buat nyelesaikan.
aku masih inget waktu aku bilang ke kamu, "Apa Mas Ican, kamu itu mesti ngisi TTS tapi ga pernah dikirim."
dan kamu cuma senyum, senyum khas-mu. kamu bilang, "Temen yo, ayo ewangono."
ternyata apa? kamu emang nggak pernah sempat buat ngirim TTS-mu itu.

sekarang aku sudah SMA, Mas Ican. aku punya temen sekelas yang mirip banget sama kamu, namanya Bagas. dan dia jadi sahabatku sekarang. setiap ngelihat dia, aku inget kamu. senyumnya, konyolnya, pinternya, sampe ke nyebelinnya.
aku pernah mimpiin kamu, kamu pake baju putih. dan aku tanya ke kamu, "Mas Ican, gimana? Enak nggak? Kamu masuk surga?"
tapi kamu nggak jawab pertanyaanku, kamu malah bilang, sambil senyum, "Tenang aja."

semoga kamu baik-baik di sana, ya :')
aku kangen kamu. banget.